Untuk bisa menjadi yang lebih baik setidaknya ada suatu proses, proses inilah yang namanya pembelajaran dari yang awalnya belum bisa menjadi bisa, dari yang belum paham menjadi paham, dari yang sudah mengerti bisa lebih pasti.
Proses pembelajaran di sekolah seorang guru mentransfer ilmu kepada peserta didik, belum tentu peserta didik dapat menyerap keseluruhan materi yang disampaikan. Dari situlah butuh test seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam menyerap isi materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Test ini yang akhirnya disebut ujian.
Ujian yang dilakukan oleh seorang guru hendaknya selain mengarah kepada penilaian kemampuan peserta didik dalam pengusaan materi juga harus kepada test kepribadiannya dalam hal kejujuran. Dimana Nilai kejujuran ini lambat laun mulai di lupakan, apalagi jaman seperti sekarang ini.
Proses pembelajaran juga tidak harus mengarah kepada sebuah materi saja, namun harus juga ditanamkan nilai-nilai kepribadian yang baik, sehingga ketika peserta didik melakukan kecurangan-kecurangan dalam ujian terbenak dalam dirinya kalau di selain berbohong kepada gurunya, dia juga sudah berbohong kepada diri sendiri. Jika ini dibiarkan terus menerus apa arti sebuah pembelajaran, bagaimana akan menilai seberapa jauh tingkat kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran, toh ujung-ujungnya dia akan berbohong.
Makanya apa arti suatu ujian jika itu hanya akan mengembangkan "kriminalitas" kepribadian seseorang. Apa jadinya jika generasi penerus dididik dengan sebuah kebohongan. Padahal jika kita berbohong sekali, sama juga kita mengawali untuk berbohong kedua kali begiru seterusnya.
Semoga ini dapat dijadikan suatu renungan, khususnya bagi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Proses pembelajaran di sekolah seorang guru mentransfer ilmu kepada peserta didik, belum tentu peserta didik dapat menyerap keseluruhan materi yang disampaikan. Dari situlah butuh test seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam menyerap isi materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Test ini yang akhirnya disebut ujian.
Ujian yang dilakukan oleh seorang guru hendaknya selain mengarah kepada penilaian kemampuan peserta didik dalam pengusaan materi juga harus kepada test kepribadiannya dalam hal kejujuran. Dimana Nilai kejujuran ini lambat laun mulai di lupakan, apalagi jaman seperti sekarang ini.
Proses pembelajaran juga tidak harus mengarah kepada sebuah materi saja, namun harus juga ditanamkan nilai-nilai kepribadian yang baik, sehingga ketika peserta didik melakukan kecurangan-kecurangan dalam ujian terbenak dalam dirinya kalau di selain berbohong kepada gurunya, dia juga sudah berbohong kepada diri sendiri. Jika ini dibiarkan terus menerus apa arti sebuah pembelajaran, bagaimana akan menilai seberapa jauh tingkat kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran, toh ujung-ujungnya dia akan berbohong.
Makanya apa arti suatu ujian jika itu hanya akan mengembangkan "kriminalitas" kepribadian seseorang. Apa jadinya jika generasi penerus dididik dengan sebuah kebohongan. Padahal jika kita berbohong sekali, sama juga kita mengawali untuk berbohong kedua kali begiru seterusnya.
Semoga ini dapat dijadikan suatu renungan, khususnya bagi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Mungkin ini yang anda butuhkan :
0 komentar:
Posting Komentar